Thursday 18 July 2019

Inspirasi KPM Graduasi Mandiri

Ciamis - Mendapat bantuan dari program pemerintah menjadi dambaan bagi warga miskin. Namun tidak untuk Dedah (42) dan keluarganya. Ia secara sukarela memutuskan mundur menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
Sebelumnya Dedah tercatat menjadi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program PKH. Selama 8 tahun ia mendapat bantuan tunai untuk keperluan anak-anaknya sekolah. Ia memutuskan untuk keluar dari PKH setelah anaknya yang kedua lulus SMK. Sedangkan anaknya yang ketiga kini masih duduk di bangku sekolah dasar.
Ditemui di rumahnya yang cukup sederhana di Dusun Depok, Desa Sukajadi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (11/6/2019), Dedah mengaku tak akan menyesali keputusannya untuk keluar dari PKH. Alasannya, karena masih banyak keluarga lain yang di bawah kondisinya saat ini belum mendapat bantuan pemerintah.
"Kami memutuskan untuk mundur sukarela, biar keluarga lain yang menerima bantuan ini. Sekarang anak saya yang sekolah hanya seorang yang masih SD. Saya rasa kami sanggup membiayainya. Kalau dulu memang anak yang kedua sampai SMK biayanya cukup berat, tapi sekarang sudah lulus," ujar Dedah.
Sehari-hari Dedah bekerja membantu mengasuh anak tetangga. Sedangkan suaminya Karmad (50) bekerja menjadi buruh bangunan. Selama menerima bantuan itu, Dedah mendapat pembinaan dan modul ekonomi dari Pendamping PKH. Perlahan ia mampu memanajemen keuangan keluarga sampai akhirnya kesejahteraannya meningkat.
"Alhamdulillah sekarang sudah mulai meningkat, sudah bisa merenovasi rumah sedikit-sedikit menjadi lebih baik," ucapnya.
Dengan mundurnya Keluarga Dedah dari PKH, harapannya perekonomian meningkat dan mendapat lebih daripada bantuan dari pemerintah tersebut. Tak dipungkiri Dedah program PKH sangat membantunya. 
"Memang ini sudah keputusan kami, tanpa ada paksaan, dari hati yang paling dalam. Ikhlas rida bantuan itu untuk yang lain yang betul-betul membutuhkan. Bersyukur dapat bantuan, tapi lebih bersyukur ketika tak mendapat lagi bantuan," ucapnya.
Sementara itu, Pendamping PKH Desa Sukajadi Sri Mulyawati mengaku kaget ketika Dedah berbicara akan keluar dari program PKH. Padahal menurutnya, keluarga Dedah masih layak untuk mendapat bantuan. 
"Ya kaget, tapi memang Ibu Dedah kaya hati, meski sebetulnya kondisinya masih layak dibantu. Ini prestasi bagi kami Pendamping PKH, setelah melakukan pembinaan, memberikan modul ekonomi akhirnya bisa mulai menata hidupnya untuk menuju sejahtera," ujarnya.
Koordinator PKH Ciamis Indra Ucu Maulana menuturkan selama periode 2018 sampai Juni 2019, PKH Ciamis telah berhasil menggraduasi sebanyak 363 KPM yang secara mandiri mundur menjadi peserta PKH. Hal itu menjadi kado bagi Pemkab Ciamis yang kini berusia 377 tahun. Sedikitnya bisa mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Ciamis.
Jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH setelah dikurangi yang mundur saat ini sebanyak 48.414 keluarga yang tersebar di 27 Kecamatan. Dengan jumlah pendamping sebanyak 168 orang. 
"Memang dari pusat tak ada target untuk graduasi, tapi kami memiliki target setiap mendamping mampu menggraduasi 2 sampai 3 KPM," ujar Ucu.
Menurut Ucu, KPM yang graduasi memang saat ini sudah mampu menata hidup mereka sehingga kesejahteraannya meningkat. Ada yang mampu bekerja hingga memiliki usaha. Itu berkat pembinaan dalam Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang selama ini dilakukan para pendamping setiap bulan terhadap 1.882 kelompok. 
"Kalau untuk gantinya ya itu kewenangan pusat, jadi sistemnya tidak tambal sulam. Kalau yang sudah mundur ya sudah saja keluar tak lagi menerima bantuan," katanya.
Menurut Ucu, menggraduasi KPM ini sangat sulit, tetapi dengan kesungguhan dan kegigihan para Pendamping di lapangan jumlah tersebut berbanding lurus dengan perjuangan para pendamping dan seluruh pihak yang terkait. 
Kebanyakan KPM PKH yang telah di graduasi mempunyai kegiatan usaha (pemberdayaan ekonomi) baik yang berkelompok maupun perseorangan. Bahkan ada juga alasannya karena merasa masih terdapat keluarga yang lebih berhak menerima bantuan daripada keluarga mereka. 

This Is The Newest Post


EmoticonEmoticon